Jumat, 19 April 2013


(study) tour
Part 2

Morning nusantara!! Just wake up, yawwn. Hoaam. Yang lain udah pada wangi. selalu gua yang jadi gong adegan kamar mandi. terakhir mandi, pakai baju batik smara dan langsung sarapan. Kunjungan pertama hari ini ke pengolahan limbah air suwung. Nah ini nih pas banget sama hati gua yang lagi suwung alias sepi. Hiks. Jalanan ke air suwung padat merayap. Bikin jam kedatangan ngaret, jadwal berantakan, dan randon remuk.
Tadaa... ini dia obyek wisata paling cetar ulala yang pernah gua datengin. Wajib masuk daftar kunjungan bule kalo holiday di bali. PENGOLAHAN AIR LIMBAH. Nggak perlu tanya lagi deh gimana baunya yang.. aah. Menggelora sukma jiwa raga. Sanggup bayangin kan kita muter-muter kolam air bekas cuci piring, basuhan tangan, bilasan baju kotor, air seni nya kumpulan individu-individu di bali beserta kotoranya. Gimana kalo topiknya gua ganti? Disana kita Cuma diliatin presentasi gimana cara ngolah airnya, berapa lama prosesnya, menggunakan sistem apa, dan tentu saja iuran masyarakat tiap bulan sebagai biayanya (sumpah. Beneran. Gua nggak sok ide kok. Rekamanya ada di gua kalo nggak percaya). Setelah itu, baru lanjut ke tanjung benoa. Pantainya orang kaya. Kalo nggak ngeluarin uang disana, ya Cuma bisa nglatin bule-bulenya yang lagi paraselling, bananaboat-an, sama yang asik banget maen flyng fish. Bahkan main air dipinggiran pantai pun nggak diperbolehkan. aturan dari sononya.
Here we go.. pulau penyu! Naik kapal boat berkecepatan meter persekon tertentu dengan sekian meter persekon kuadrat percepatan angin yang menabrak kulit wajah, foto-foto gila dengan background laut dan si beta sonda yang ngemudiin kapal. Kenapa kita mengistilahkanya “beta sonde”? Jawabannya ada di muka om-om sopir kapal yang hitam eksotik dan rambut brekele khas ras maluku. Serta naburin potongan roti tawar buat republik ikan yang nggak punya lauk buat makan siang. Kasian. 1 kapal dinaiki oleh 12 orang.  10 orang yang mengelompok, 1 orang sopir plus 1 orang kiriman osis yang jadi penjaga. Dika. Salah satu teman gua paling gembel yang ada di sekolah saat itu ada diposisi anggota osis yang kebagian jadi guardian angel kapal kelompok gua. Gua, ais, surya, mbak darul, yansyah, wisnu, elang, naufal, azhim, dan ephan gila-gilan di kapal. Enggak sih.. sebenernya gua yang terlalu berlebihan. Saat otw, suasana lebih sering sepi. Masing-masing tenggelam dibenak pribadi. Yang jomblo mikir kenikmatan kalo naik kapal syahdu begini sama pacar. Yang LDR berangan kapal ini mampu membawa ke temat pasanganya, yang anak olimpiade sibuk ngitungin jumlah protozoa yang hidup di laut, yang alim lempeng dan religius tingkat dewa dzikir pol supaya kapalnya nggak terbalik atau terjadi hal-hal yang nggak diinginkan.
Pulangnya juga sama. Hanya saja wajahnya anak-anak berubah jadi agak lelah setelah terlalu semangat muter-muter liat penyu, burung, ular dan pegel foto-foto. bray! Gua lupa satu hal. Ini nih pengalaman menarik punya gua. Kisahnya romantis nyesek. Semoga dapet nilai tambahan dari guru setelah baca blog gagal gua. Saatnya gua satu kapal dengan sosok yang biasanya gua sebut dengan “muka tembok”. yang gua rela nglakuin penghambaan luar dalam ke dia, yang gua naksir dia sejak pertama kali ngliat matanya yang spesifik, yang gua melting kala mandangin senyumnya yang orisinil, yang ngimamin sholat kita waktu di kertalangu, yang kelak bakal jadi imam gua pula. ah. Otak gua mulai bikin simpul-simpul perandaian. Stop. bodo. Siapa juga yang bakal baca ini blog?. Key, back to the topic. makan siang di pinggir tanjung benoa dan tancap gas ke GWK.
Garuda Wisnu Kencana alias GWK seharusnya dikunjungi waktu malam. Saat kita seharusnya duduk di amphi teather setengah lingkaran yang atapnya terbuka dan nonton tari barong. Tapi seharusnya. Semua balik ke limbah air suwung. Gara-gara saat otw tempat indah itu macet, jadi ya begini. rancu. Muter-muter gwk krik sekali. kelas gua kepisah jadi berkubu-kubu. mana langit 11 April mendung lagi. nggak lama kemudian malah ujan. Gara-gara itu temen-temen sekelas gua malah ngumpul jadi satu dan keren nya kita masih sempet foto sekelas didepan patung wisnu yang baru separo badan itu.
Sampek bis basah kuyup, rambut lepek dan kekecean berkurang 10%. Oke fine. yang penting waktunya belanja. Liat tuh surganya anak perempuan. Kandangnya wisatawan yang mau ngeburu oleh-oleh. joger rame sekalee. Pada saat itu gua nggak tau mau beli apa. sandal jelas enggak, dan jujur gua nggak terlalu tetarik dengan mayoritas baju warna putih itu. sampek finally, gua menemukan jodoh gua. Baju yang lagi-lagi putih tapi kecenya dunia akhirat bertuliskan “fax you, not fuck you.” Entah dari sisi mananya gua bisa memandang pakaian itu bagus maksimal. Milih gantungan kunci dan beberapa stiker, sama nyari 1 baju lagi yang berwarna selain putih. Gua heran. Bis gua rombongan pertama yang masuk joger. Pulangnya mencar dan gua pulang bagian akhir bareng wisnu, upik, yulia, dan aning naik komotra menuju central parkir (tempat bis gua parkir). Alat transportasi sejenis angkot yang ada di solo.
Lelaah. Gua ingin hilang ingatan aja. sampek di made hotel, gua diributi oleh yulia perihal uang pembayaran waktu di joger. Karena antrian disana panjangnya lebih dari badan hingga buntut ular naga, akhirnya gua dan yulia nitip barang shopingan kita ke upik. Alhasil, masalah vulus kisruh total. Sebelum gua ke kamar yulia, gua dan pastinya temen-temen sebangsa ais, surya, mbak darul, aning, dan okta tancap ke kamar yansyah lagi. mau popminan. Acara makan pop mi bersama. Santapan malam paling laris di minimarket hotel. Semua udah siap dengan amunisi perang. Pop mi ditangan, narik yansyah keluar kamar, otw minimarket yang ada di samping resepsionis hotel. Disitu kita minta jok air hangat buat kuah mi cukup dengan merogok kocek 1000 rupiah. Gua bawa 2 pop mi. 1 buat gua, yang 1 lagi buat mantan tercinta tersayang dan terbuang. Gua seduh pelan kuah pop mi rasa ayam bawang disamping yansyah juga temen-temen duduk di gubuk kecil di tengah hotel.
Schedule berikut balik lagi ke rambut ruwet kriting milik yulia. Gua otw kamar yulia bareng mbak darul. Kita berangkat bareng. Tapi anehnya, kita bisa pencar. Saat gua udah nemuin kamar yulia, mbak darul malah ngilang. Nggak taunya waktu jalan tadi dia dipanggil sama pambudi si ketua kelas. Waktu mbak darul sms gua kamar yulia yang sebelah mana, gua bilang yang paling pojok. Ternyata kamar yulia bukan yang paling pojok dan mbak darul salah kamar orang. Bwahaha. Beberapa menit kemudian mbak darul sms gua isinya marah-marah. damn. Gua nggak tau harus gimana selain Cuma bisa ngakak nggak ketulungan bareng yulia, upik, safira, dan rafika yang awalnya udah tewas lantas gua bangunin.
gua pulang ke habitat ditemenin sama safira plus rafika dengan alasan gua takut jalan sendirian yang Cuma berjarak beberapa meter itu. sampai kamar, rebahan, ngobrol sama surya tentang banyak hal sebelum akhirnya kita benar-benar nggak bersuara lagi selain dengkuran yang merdu.
Hari ke-3. Bangun, gegabah beres-beres pakaian kotor, mandi, bales sms dari gebetan, ceckout. Turun dari lantai 3 ke tempat paling bawah bawa koper seberat anak gajah beserta kedua orangtuanya itu hell banget. Sarapan, dan selamat tinggal bali..
            Kunjungan pertama hari ini, pantai sanur. Yang seharusnya ada di daftar kunjungan hari pertama. pasca gua memangsa antimo 1 biji dan menenggak cukup banyak liter air, gua tepaar. Sama sekali nggak melek saat otw sanur. Ajaibnya aja gua masih bisa jalan-jalan dan jeprat jepret saat ada disana.
            Ini dia lakonnya datang… sukowati! Harta karunnya baju barong, habitat aslinya anak-anak pedagang yang jago nawar harga jadi serendah mungkin, sangkar emasnya siswa yang punya bakat terpendam nentuin harga baju yang layak dengan kualitasnya. Pengalaman menarik gua disini adalah nawar baju yang masih kemahalan. Key dah gua emang nggak selihai upik yang sampek bajunya basah karna keringetan nawar sana sini, Buru kanan kiri. Dan lakon dari segala tokoh beraksi. Rafika anisa asharia. Gua yakin berapapun persen. Semua anak dikelas gua mencantumkan nama rafika di blog tugas ini. Dia kena jigong ibu-ibu tua pedagang kolor disana. Semua bermula dari adanya gua yang menawar udeng seharga 10 ribu jadi 7 ribu. Karena udah gua bilang kalo gua nggak pandai didunia advertising, pemasaran, dan penawaran, gua nolak beli dan yang ada gua malah diusir sama tuh ibu kurang sopan. 1 detik kemudian, rafika datang dan menawar kolor. Sama seperti gua. Dia juga gagal. Tapi rafika lebih malang lagi nasibnya. Dia kena sumpah serapah 7 turunan dan diancem secepatnya akan dipanggilin satpam saat hendak ninggal pergi kios itu seperti gua tadi. Hahahahahahak.
Jalan pulang ke solo melewati salah satu obyek wisata pura yang dilengkapi danau serta pegunugan yang mengelilinginya (sok ide seri ke2). Bedugul. Kita mampir sebentar buat makan siang. Viewnya lumayan lah.. tapi gua nggak menemukan hal yang menarik disana. Kress banget gegara lagi-lagi kelas gua terpisah jadi beberapa kelompok arisan dan pengajian. Gua kehilangan mood buat narsis ria. Terpisah jauh dari jati diri gua sebagai kaum alay yang selalu on action dan sadar kamera. Tapi gua bukan semacam alay yang besar kecil dalam mengaplikasian abjat alpabed. Gua Cuma foto bareng bli wayan dan salah satu bli berbadan kurus kering tidak dikenali. Angin keberuntungan lagi-lagi iba liat kelas gua yang sama sekali nggak peka dan blass nggak kompak misal dikoordinasi buat ngumpul foto bareng. Gua benci kelas guaaa! Cukup. Kalau diperpanjang, bakal repot urusanya dikeroyok 31 orbs-orbs yang lepas dari botol pemburu hantu dan nyasar dikelas XI IPA 4. Gua menyebutnya “Qwarto”. Kertas A4 yang dijual dipasaran punya nama lain apa? kertas Qwarto bukan?.
Oke. Objek wisata yang harus didatengi udah habis. Kelar semua. kelar liburan yang dibebani tugas-tugas dan PR sebukit di rumah. Tinggal gimana caranya gua bertahan hidup di sekolah setelah ini. gimana gua bisa tetep menghirup oksigen buat mengisi paru-paru dan hemoglobin. Semua indah, kece, keren, gila, sosweet, dan nyesek juga ada. Dibagian gua berharap dapet pacar (durasi lama dan nggak cukup 1 detik) tapi nggak kesampean. Gua ngarep simpul yang nyatanya palsu. Nggak buat jadi sungguhan. layaknya otw suatu tempat yang nggak pernah sampai. Gua lelaaah. Gua sangat ingin hati gua berlabuh. Entah kemanapun itu (plagiat perahu kertas :D). Intinya gua inginkan pulang. walau sebagian hati nggak rela ninggalin bali dengan segenap kenangan pahit manis asem asin nya. Sisi lain hati menyesali hal-hal kecil yang nantinya bisa membuat senyum gua mengembang tapi belum sempat terjadi. Dasar hati masih mau bertemu waktu yang lebih lama lagi.
Sebelum ninggalin bedugul yang ulala halilintar, rafika beli duren yang akhirnya kita makan bareng di samping bis perihal pak sopir yang ternyata nggak ngebolehin buah berkulit tajem itu masuk ke bis. Takut baunya mengganggu indera penciuman orang-orang tertentu yang nggak bersahabat sama duren. Kirain takut durinya menghujam hati masyarakat jomblo. Hehe.
Pulang dan sampai gilimanuk sekitar magrib, kemudian lepas landas. Kini gua benar-benar meninggalkan pulau bali. Sudah jauh dari liburan dan surga. Sekarang tinggal nerakanya disekolah. Nulis makalah bebas dan karya tulis tentang pengolahan limbah air suwung. Kapal feri yang gua naikin kini melaju agak cepat dari pada kapal feri pada saat berangkat. Sebelum gua masuk kapal, banyak anak-anak dari beragai usia mulai dari bocah ingusan, remaja seusia gua yang lumayan kece, dan om-om baru gede pun juga ada. mereka berenang dipinggiran laut dan merequest dilemparin koin receh dari jebatan tempat gua berdiri diatas. Tapi itu beberapa detik yang lalu. Kini gua benar-benar pulang....
Gua sempurna jatuh di jawa timur, lanjut perjalanan yang gua tinggal ngebo. Gua teruus ngeboooo melepas rasa lelah sampai akhirnya tiba di rumah makan grafika. Makan malem yang buanyak dan nggak mikir timbangan lagi. kemudian sleep away.
Makin larut malam, makin berasa kantuk menyerang seluruh badan. Melemahkan seluruh titik-titik saraf ditubuh gua. Keunyuan paitton pun luput gua liat karena gua benar-benar K.O gegara minum antimo masal bareng surya, ais, dan wisnu yang terpedaya indah didalam bis hingga pagi. Hiks.
Jam 8 pagi (entah ini untuk yang keberapa kali kalinya gua meragukan keakuratannya). Langit 13 April solo panas. yes. homeeeeeeey. Otw alam guling dan bantal. Zzzzzzzzz.
Jadi kurang lebih begitulah cerita gua selama dibali. Berhubung tangan gua udah protes minta diistirahatin dan sesajen di meja gua udah habis. Gua pamit dulu ya gan. Makasih udah baca blog gua. Byeeee.


           
           
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar