(study) tour
Part 2
Morning nusantara!! Just wake up, yawwn. Hoaam. Yang
lain udah pada wangi. selalu gua yang jadi gong adegan kamar mandi. terakhir
mandi, pakai baju batik smara dan langsung sarapan. Kunjungan pertama hari ini
ke pengolahan limbah air suwung. Nah ini nih pas banget sama hati gua
yang lagi suwung alias sepi. Hiks. Jalanan ke air suwung padat merayap. Bikin
jam kedatangan ngaret, jadwal berantakan, dan randon remuk.
Tadaa... ini dia obyek wisata paling cetar ulala yang
pernah gua datengin. Wajib masuk daftar kunjungan bule kalo holiday di bali.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH. Nggak perlu tanya lagi deh gimana baunya yang.. aah.
Menggelora sukma jiwa raga. Sanggup bayangin kan kita muter-muter kolam air
bekas cuci piring, basuhan tangan, bilasan baju kotor, air seni nya kumpulan
individu-individu di bali beserta kotoranya. Gimana kalo topiknya gua ganti?
Disana kita Cuma diliatin presentasi gimana cara ngolah airnya, berapa lama
prosesnya, menggunakan sistem apa, dan tentu saja iuran masyarakat tiap bulan
sebagai biayanya (sumpah. Beneran. Gua nggak sok ide kok. Rekamanya ada di gua
kalo nggak percaya). Setelah itu, baru lanjut ke tanjung benoa. Pantainya orang
kaya. Kalo nggak ngeluarin uang disana, ya Cuma bisa nglatin bule-bulenya yang
lagi paraselling, bananaboat-an, sama yang asik banget maen flyng fish. Bahkan
main air dipinggiran pantai pun nggak diperbolehkan. aturan dari sononya.
Here we go.. pulau penyu! Naik kapal boat berkecepatan
meter persekon tertentu dengan sekian meter persekon kuadrat percepatan angin
yang menabrak kulit wajah, foto-foto gila dengan background laut dan si beta
sonda yang ngemudiin kapal. Kenapa kita mengistilahkanya “beta sonde”? Jawabannya
ada di muka om-om sopir kapal yang hitam eksotik dan rambut brekele khas ras
maluku. Serta naburin potongan roti tawar buat republik ikan yang nggak punya
lauk buat makan siang. Kasian. 1 kapal dinaiki oleh 12 orang. 10 orang yang mengelompok, 1 orang sopir plus
1 orang kiriman osis yang jadi penjaga. Dika. Salah satu teman gua paling
gembel yang ada di sekolah saat itu ada diposisi anggota osis yang kebagian
jadi guardian angel kapal kelompok gua. Gua, ais, surya, mbak darul, yansyah,
wisnu, elang, naufal, azhim, dan ephan gila-gilan di kapal. Enggak sih..
sebenernya gua yang terlalu berlebihan. Saat otw, suasana lebih sering sepi.
Masing-masing tenggelam dibenak pribadi. Yang jomblo mikir kenikmatan kalo naik
kapal syahdu begini sama pacar. Yang LDR berangan kapal ini mampu membawa ke
temat pasanganya, yang anak olimpiade sibuk ngitungin jumlah protozoa yang
hidup di laut, yang alim lempeng dan religius tingkat dewa dzikir pol supaya
kapalnya nggak terbalik atau terjadi hal-hal yang nggak diinginkan.
Pulangnya juga sama. Hanya saja wajahnya anak-anak
berubah jadi agak lelah setelah terlalu semangat muter-muter liat penyu, burung,
ular dan pegel foto-foto. bray! Gua lupa satu hal. Ini nih pengalaman menarik
punya gua. Kisahnya romantis nyesek. Semoga dapet nilai tambahan dari guru
setelah baca blog gagal gua. Saatnya gua satu kapal dengan sosok yang biasanya
gua sebut dengan “muka tembok”. yang gua rela nglakuin penghambaan luar dalam
ke dia, yang gua naksir dia sejak pertama kali ngliat matanya yang spesifik,
yang gua melting kala mandangin senyumnya yang orisinil, yang ngimamin sholat
kita waktu di kertalangu, yang kelak bakal jadi imam gua pula. ah. Otak gua
mulai bikin simpul-simpul perandaian. Stop. bodo. Siapa juga yang bakal baca
ini blog?. Key, back to the topic. makan siang di pinggir tanjung benoa dan
tancap gas ke GWK.
Garuda Wisnu Kencana alias GWK seharusnya dikunjungi waktu
malam. Saat kita seharusnya duduk di amphi teather setengah lingkaran yang
atapnya terbuka dan nonton tari barong. Tapi seharusnya. Semua balik ke limbah
air suwung. Gara-gara saat otw tempat indah itu macet, jadi ya begini. rancu.
Muter-muter gwk krik sekali. kelas gua kepisah jadi berkubu-kubu. mana langit
11 April mendung lagi. nggak lama kemudian malah ujan. Gara-gara itu
temen-temen sekelas gua malah ngumpul jadi satu dan keren nya kita masih sempet
foto sekelas didepan patung wisnu yang baru separo badan itu.
Sampek bis basah kuyup, rambut lepek dan kekecean
berkurang 10%. Oke fine. yang penting waktunya belanja. Liat tuh surganya anak
perempuan. Kandangnya wisatawan yang mau ngeburu oleh-oleh. joger rame
sekalee. Pada saat itu gua nggak tau mau beli apa. sandal jelas enggak, dan
jujur gua nggak terlalu tetarik dengan mayoritas baju warna putih itu. sampek
finally, gua menemukan jodoh gua. Baju yang lagi-lagi putih tapi kecenya dunia
akhirat bertuliskan “fax you, not fuck you.” Entah dari sisi mananya gua bisa
memandang pakaian itu bagus maksimal. Milih gantungan kunci dan beberapa
stiker, sama nyari 1 baju lagi yang berwarna selain putih. Gua heran. Bis gua
rombongan pertama yang masuk joger. Pulangnya mencar dan gua pulang bagian
akhir bareng wisnu, upik, yulia, dan aning naik komotra menuju central parkir
(tempat bis gua parkir). Alat transportasi sejenis angkot yang ada di solo.
Lelaah. Gua ingin hilang ingatan aja. sampek di made
hotel, gua diributi oleh yulia perihal uang pembayaran waktu di joger. Karena
antrian disana panjangnya lebih dari badan hingga buntut ular naga, akhirnya
gua dan yulia nitip barang shopingan kita ke upik. Alhasil, masalah vulus
kisruh total. Sebelum gua ke kamar yulia, gua dan pastinya temen-temen sebangsa
ais, surya, mbak darul, aning, dan okta tancap ke kamar yansyah lagi. mau popminan.
Acara makan pop mi bersama. Santapan malam paling laris di minimarket hotel.
Semua udah siap dengan amunisi perang. Pop mi ditangan, narik yansyah keluar
kamar, otw minimarket yang ada di samping resepsionis hotel. Disitu kita minta
jok air hangat buat kuah mi cukup dengan merogok kocek 1000 rupiah. Gua bawa 2
pop mi. 1 buat gua, yang 1 lagi buat mantan tercinta tersayang dan terbuang.
Gua seduh pelan kuah pop mi rasa ayam bawang disamping yansyah juga temen-temen
duduk di gubuk kecil di tengah hotel.
Schedule berikut balik lagi ke rambut ruwet kriting
milik yulia. Gua otw kamar yulia bareng mbak darul. Kita berangkat bareng. Tapi
anehnya, kita bisa pencar. Saat gua udah nemuin kamar yulia, mbak darul malah
ngilang. Nggak taunya waktu jalan tadi dia dipanggil sama pambudi si ketua
kelas. Waktu mbak darul sms gua kamar yulia yang sebelah mana, gua bilang yang
paling pojok. Ternyata kamar yulia bukan yang paling pojok dan mbak darul salah
kamar orang. Bwahaha. Beberapa menit kemudian mbak darul sms gua isinya
marah-marah. damn. Gua nggak tau harus gimana selain Cuma bisa ngakak nggak
ketulungan bareng yulia, upik, safira, dan rafika yang awalnya udah tewas
lantas gua bangunin.
gua pulang ke habitat ditemenin sama safira plus rafika
dengan alasan gua takut jalan sendirian yang Cuma berjarak beberapa meter itu.
sampai kamar, rebahan, ngobrol sama surya tentang banyak hal sebelum akhirnya
kita benar-benar nggak bersuara lagi selain dengkuran yang merdu.
Hari ke-3. Bangun, gegabah beres-beres pakaian kotor,
mandi, bales sms dari gebetan, ceckout. Turun dari lantai 3 ke tempat paling
bawah bawa koper seberat anak gajah beserta kedua orangtuanya itu hell banget.
Sarapan, dan selamat tinggal bali..
Kunjungan pertama hari ini, pantai
sanur. Yang seharusnya ada di daftar kunjungan hari pertama. pasca gua
memangsa antimo 1 biji dan menenggak cukup banyak liter air, gua tepaar. Sama
sekali nggak melek saat otw sanur. Ajaibnya aja gua masih bisa jalan-jalan dan
jeprat jepret saat ada disana.
Ini dia lakonnya datang…
sukowati! Harta karunnya baju barong, habitat aslinya anak-anak pedagang yang
jago nawar harga jadi serendah mungkin, sangkar emasnya siswa yang punya bakat
terpendam nentuin harga baju yang layak dengan kualitasnya. Pengalaman menarik
gua disini adalah nawar baju yang masih kemahalan. Key dah gua emang nggak
selihai upik yang sampek bajunya basah karna keringetan nawar sana sini, Buru kanan
kiri. Dan lakon dari segala tokoh beraksi. Rafika anisa asharia. Gua yakin
berapapun persen. Semua anak dikelas gua mencantumkan nama rafika di blog tugas
ini. Dia kena jigong ibu-ibu tua pedagang kolor disana. Semua bermula dari
adanya gua yang menawar udeng seharga 10 ribu jadi 7 ribu. Karena udah gua
bilang kalo gua nggak pandai didunia advertising, pemasaran, dan penawaran, gua
nolak beli dan yang ada gua malah diusir sama tuh ibu kurang sopan. 1 detik
kemudian, rafika datang dan menawar kolor. Sama seperti gua. Dia juga gagal. Tapi
rafika lebih malang lagi nasibnya. Dia kena sumpah serapah 7 turunan dan diancem
secepatnya akan dipanggilin satpam saat hendak ninggal pergi kios itu seperti
gua tadi. Hahahahahahak.
Jalan pulang ke solo melewati salah satu obyek wisata
pura yang dilengkapi danau serta pegunugan yang mengelilinginya (sok ide seri
ke2). Bedugul. Kita mampir sebentar buat makan siang. Viewnya lumayan
lah.. tapi gua nggak menemukan hal yang menarik disana. Kress banget gegara
lagi-lagi kelas gua terpisah jadi beberapa kelompok arisan dan pengajian. Gua
kehilangan mood buat narsis ria. Terpisah jauh dari jati diri gua sebagai kaum
alay yang selalu on action dan sadar kamera. Tapi gua bukan semacam alay yang
besar kecil dalam mengaplikasian abjat alpabed. Gua Cuma foto bareng bli wayan
dan salah satu bli berbadan kurus kering tidak dikenali. Angin keberuntungan
lagi-lagi iba liat kelas gua yang sama sekali nggak peka dan blass nggak kompak
misal dikoordinasi buat ngumpul foto bareng. Gua benci kelas guaaa! Cukup.
Kalau diperpanjang, bakal repot urusanya dikeroyok 31 orbs-orbs yang lepas dari
botol pemburu hantu dan nyasar dikelas XI IPA 4. Gua menyebutnya “Qwarto”.
Kertas A4 yang dijual dipasaran punya nama lain apa? kertas Qwarto bukan?.
Oke. Objek wisata yang harus didatengi udah habis.
Kelar semua. kelar liburan yang dibebani tugas-tugas dan PR sebukit di rumah. Tinggal
gimana caranya gua bertahan hidup di sekolah setelah ini. gimana gua bisa tetep
menghirup oksigen buat mengisi paru-paru dan hemoglobin. Semua indah, kece,
keren, gila, sosweet, dan nyesek juga ada. Dibagian gua berharap dapet pacar
(durasi lama dan nggak cukup 1 detik) tapi nggak kesampean. Gua ngarep simpul
yang nyatanya palsu. Nggak buat jadi sungguhan. layaknya otw suatu tempat yang
nggak pernah sampai. Gua lelaaah. Gua sangat ingin hati gua berlabuh. Entah
kemanapun itu (plagiat perahu kertas :D). Intinya gua inginkan pulang. walau
sebagian hati nggak rela ninggalin bali dengan segenap kenangan pahit manis
asem asin nya. Sisi lain hati menyesali hal-hal kecil yang nantinya bisa
membuat senyum gua mengembang tapi belum sempat terjadi. Dasar hati masih mau
bertemu waktu yang lebih lama lagi.
Sebelum ninggalin bedugul yang ulala halilintar,
rafika beli duren yang akhirnya kita makan bareng di samping bis perihal pak
sopir yang ternyata nggak ngebolehin buah berkulit tajem itu masuk ke bis.
Takut baunya mengganggu indera penciuman orang-orang tertentu yang nggak bersahabat
sama duren. Kirain takut durinya menghujam hati masyarakat jomblo. Hehe.
Pulang dan sampai gilimanuk sekitar magrib, kemudian
lepas landas. Kini gua benar-benar meninggalkan pulau bali. Sudah jauh dari
liburan dan surga. Sekarang tinggal nerakanya disekolah. Nulis makalah bebas
dan karya tulis tentang pengolahan limbah air suwung. Kapal feri yang gua
naikin kini melaju agak cepat dari pada kapal feri pada saat berangkat. Sebelum
gua masuk kapal, banyak anak-anak dari beragai usia mulai dari bocah ingusan,
remaja seusia gua yang lumayan kece, dan om-om baru gede pun juga ada. mereka
berenang dipinggiran laut dan merequest dilemparin koin receh dari jebatan
tempat gua berdiri diatas. Tapi itu beberapa detik yang lalu. Kini gua
benar-benar pulang....
Gua sempurna jatuh di jawa timur, lanjut perjalanan
yang gua tinggal ngebo. Gua teruus ngeboooo melepas rasa lelah sampai akhirnya
tiba di rumah makan grafika. Makan malem yang buanyak dan nggak mikir
timbangan lagi. kemudian sleep away.
Makin larut malam, makin berasa kantuk menyerang
seluruh badan. Melemahkan seluruh titik-titik saraf ditubuh gua. Keunyuan
paitton pun luput gua liat karena gua benar-benar K.O gegara minum antimo masal
bareng surya, ais, dan wisnu yang terpedaya indah didalam bis hingga pagi.
Hiks.
Jam 8 pagi (entah ini untuk yang keberapa kali kalinya
gua meragukan keakuratannya). Langit 13 April solo panas. yes. homeeeeeeey. Otw
alam guling dan bantal. Zzzzzzzzz.
Jadi kurang lebih begitulah cerita gua selama dibali.
Berhubung tangan gua udah protes minta diistirahatin dan sesajen di meja gua
udah habis. Gua pamit dulu ya gan. Makasih udah baca blog gua. Byeeee.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar